Henock dan kelapa...


"sudah kak.. jangan... cukup..ini buat kakak saja..." bocah kelas lima SD itu melarang saya memberikan telur dadar untuk ia dan teman-temannya.. malam itu makan nasi kuning khas minahasa di teras kamar hotel bersama tiga talent cilik Cita-Citaku, Henock,Andy dan Kardo..
kebetulan, menu nasi kuning punya saya dapat tambahan telur dadar, sedangkan milik mereka tambahannya berupa telur rebus.. begitu melihat nasi milik saya, Andy dan Kardo langsung tertarik dengan telur dadar... ya sudah, mau saya kasih saja.. kan kasihan..mana tampang mereka polos dan lucu begitu... tapi Henock melarang..
Saya takjub juga...anak kecil ini sungguh bijaksana..ia nggak mau banyak merepotkan saya..nggak salah saya memilihnya jadi talent utama untuk episode pengusaha kelapa..

dibalik binar matanya yang ceria dan ekspresinya yang lucu, Henock berbeda dari dua temannya. ia lebih bertanggung jawab dan nggak rewel.. hampir seluruh adegan harus diulang berkali kali, karena kami hanya menggunakan satu kamera. Pernah, satu ketika saya mendengar Henock mendesah panjang, tanda ia sudah kecapaian. tapi Henock masih mau lanjut.. "nggak papa kak, biar cepat selesai"... duuuhhh... nggak enak banget jadinya.. saya juga maunya cepat selesai sih..tapi sebenarnya juga nggak tega..tapi gimana lagi??..
saya cuma berharap, dengan jadi talent, mereka punya pengalaman baru yang berguna dan menyenangkan (semoga..)

Henock, Andy dan Kardo adalah anak anak desa Tiwoho, salah satu desa penghasil kopra di Minahasa Utara.. mulanya, desa ini nggak jadi alternatif tempat syuting yang ditawarkan Balitka Manado pada kami. Tapi karena kami cari kebun kelapa yang pinggir pantai dan sedang membuat kopra, sampailah kami ke Tiwoho setelah perjalanan sekitar 1 jam dari Mapanget.

Sampai di Tiwoho, kami sempat kecewa, karena pantainya nggak seperti bayangan.. pantai dibatasi dengan mangrove dan pasirnya hitam. tapi disana ada beberapa warga yang sedang membuat kopra.. ya sudahlah..tak apa. kami nggak punya banyak waktu lagi..
Setelah menemui "hukum tua" atau pak lurah, kami diantar ke salah satu SD di desa itu. Guru dan kepala sekolah mengajukan beberapa anak yang mungkin bisa jadi talent, rata rata anak yang pintar secara akademik. tapi nggak satupun yang membuat kami jatuh hati...
sampai mereka memanggil Kardo..

pertama melihatnya, saya langsung suka.. Kardo selalu tertawa dan matanya berbinar jenaka. saya minta ia memanggil teman teman dekatnya. dan datanglah dua anak yang nggak jauh berbeda dengan Kardo. Lucu, ceriwis, ekspresif, ketawa terus.. Langsung saya jatuh hati... duuuhh lucu lucu banget anak anak ini... Eko sempat ragu, karena mereka sepertinya masih terlalu kecil. tapi saya yakin, mereka bisa diarahkan..

dari 3 anak itu, kami memilih Henock dengan pertimbangan:
1. kelihatan paling bertanggung jawab dan lumayan komunikatif
2. wajahnya sangat minahasa
3. namanya juga unik dan keren.. Henock Andino Makawimbang..

selama syuting 4 hari, memang terbukti Henock paling bertanggung jawab dan paling nggak rewel..

Comments

Popular posts from this blog

welkom in malang

Revisiting My Wounds Through Home Town Cha-Cha-Cha